Selami Ilmu, Sapa Alam, Titi Jejak Sejarah
>> Kamis, 10 Juli 2008
Dalam rangka menyambut musim panas 2008, DP IKPM tanggal 5 hingga 7 juli kemarin, telah mengadakan ”Discovering Egypt’s Summer” atau petualangan musim panas. Acara ini bertujuan selain sebagai pelepas penat setelah menghadapi ujian akhir semester juga untuk menambah ikatan cinta ukhuwah antar anggota IKPM. Maksud lainnya juga untuk mentadabburi keindahan alam Mesir sebagai sarana ketaatan kita kepada Allah.
Adapun objek wisata yang dikunjungi pada tahun ini, panitia yang diketuai oleh Ahmad Nur Islahuddin dan Lalu Reza menetapkan tempat-tempat sebagai berikut: ‘Uyun Musa, Hammam Fir’aun, bukit Sinai, gereja St. Catherine, makam nabi Harun, makam nabi Sholeh, pantai Dahab, pantai Sharm el-Sheikh dan Suq Qodim.
Namun, dari seluruh rencana objek wisata yang akan dikunjungi hanya satu objek yang tidak dapat dikunjungi yaitu hammam Fir’aun dikarenakan keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan. Meski demikian hal ini tidak membuat kecewa peserta rihlah “Discovering Egyppt’s Summer 2008” yang tahun ini berjumlah 53 orang termasuk panitia. Hal ini dikarenakan kepuasan mereka terhadap pelayanan panitia rihlah yang dipegang oleh anak-anak Nozha, meski kepanitiaan kali ini merupakan kepanitiaan perdana bagi mereka pada tahun ini.
Perjalanan diawali dengan mengunjungi kawasan ‘Uyun Musa. Di tempat ini terdapat dua belas mata air terpancar yang diperuntukkan bagi dua belas golongan dari kalangan Bani Israil. Namun kini, dari dua belas mata air hanya tertinggal dua buah sumur yang masih berair. Sementara yang lainnya sudah tertimbun oleh pasir. Di kawasan laut di sekitar ‘Uyun Musa ini pula, dipercaya bahwa di sinilah Fir’aun ditenggelamkan bersama pengikut-pengikutnya dalam pengejarannya menangkap nabi Musa. Sebagaimana dikisahkan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat: 50. “Wa idz faraqna bikum al-bahra fa anjainakum wa aghraqna ala fir’auna wa antum tanzurun.”
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke bukit Sinai atau dikenal juga sebagai Jabal Horeb atau bukit Musa atau Thursina. Terletak di semenanjung Sinai, bukit ini memiliki tinggi hingga 2.285 meter. Para peserta tour tiba tepat pada pukul 12 malam di kaki bukit Sinai. Dan pendakian pun dibagi atas lima kloter. Kloter pertama diketuai oleh Arif Hidayat dan kloter terakhir dipimpin oleh Bang Yos, panggilan akrab Yusrizal, sebagai seorang sapu jagat, istilah untuk seorang penanggungjawab para peserta yang tertinggal. Meski melewati pendakian yang tak mudah, sulit, berliku dan kemiringan yang tajam, namun seluruh peserta dapat sampai pada puncak Sinai tepat sebelum adzan Subuh berkumandang.
Tempat ini juga merupakan salah satu bukti sejarah, sebagaimana yang termaktub dalam al-Quran. Di mana dalam al-Quran diceritakan bahwa Allah berbicara kepada nabi Musa. Bukit Sinai merupakan tempat nabi Musa bermunajat selama 40 malam dan juga tempat pertama kali beliau menerima wahyu. Di puncak Sinai terdapat musholla dan gereja yang berdampingan, disinilah para pesrta rihlah IKPM menikmati keindahan mentari terbit dan mengabadikannya dalam kameranya masing-masing.
Dan setelah menuruni bukit Sinai para peserta tour beristirahat sambil menikmati makan pagi yang disediakan oleh panitia. Tak lama setelah itu perjalanan dilanjutkan dengam menziarahi makam nabi Harun dan nabi Sholeh, kemudian dilanjutkan menuju pantai Dahab. Pantai ini dikenal dengan pasirnya yang berwarna kuning keemas-emasan dan kaya dengan jenis ikan hias berwarna emas. Sehingga kawasan ini disebut dengan kalimat Dahab (dalam bahasa ‘ammiyah mesir dari kata dzahab) yang berarti emas.
Acara puncak di Dahab pada malam hari, dari bagian acara yang diketuai oleh Redong panggilan akrab ketua Nozha dengan menyuguhkan bakar jagung dan games. Diantaranya adalah lomba joget tomat yang dimeriahkan juga oleh ketua IKPM cabang Kairo, Wara Kasum. Diiringi dengan nyanyian yang diringi debur ombak, dan angin malam pantai dahab kian menambah akrab dan meriahnya suasana malam itu.
Perjalanan selanjutnya menuju ke pantai karang Sharm el-Sheikh. Merupakan sebuah kota yang terletak di semenanjung Sinai di sepanjang pesisir antara laut merah dan pegunungan Sinai. Sharm el-Sheikh juga dikenal sebagai pusat wisata, terutama dalam kegiatan air, misalnya snorkeling, diving atau menyelam. Disini para peserta rihlah dimanjakan dengan keindahan pemandangan pantai Sharm el-Sheikh dan ikan-ikan hias yang menghiasi tepian pantai. Berbagai hotel dan restaurant luar negri terdapat disini. Menurut pemberitaan dari BBC, Sharm el-Sheikh adalah kawasan yang popular di kalangan wisatawan Israel, Yordania, Mesir dan Eropa.
Setelah puas dengan keindahan pantai Sharm el-Sheikh, para peserta bertolak menuju Suq Qodim yang merupakan objek wisata terakhir. Di sini peserta berkeliling pasar untuk membeli beberapa cinderamata, seperti baju, kaos, gelang, kalung dan sebagainya. “Berwisata ke Sharm el-Sheikh merupakan pengalaman yang menyenangkan dan pas sekali untuk kita setelah selesainya ujian,” ujar Islahuddin sambil melihat foto-foto kenangan di pantai karang yang sangat indah ini. Cakrawala/iqbal.
0 Komentar:
Posting Komentar