Kairo - Mesir, Bawwabah III, Egypt
Buletin Cakrawala adalah media unggulan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Kairo yang berfungsi sebagai sarana berkomunikasi serta wadah untuk meningkatkan skill menulis Mahasiswa Baru (Maba). Buletin yang lahir pada tahun 2003 ini dikelola oleh Maba IKPM sendiri di bawah bimbingan para senior. Semoga pada tahun ini (2008), Cakrawala bisa memenuhi target, menjadi lebih baik, dan mampu bersaing dengan media mahasiswa Indonesia lain di Kairo. Amien...!

Not Succes without 'S'

>> Selasa, 26 Juni 2007

Oleh: Muhammad Nurdin Sarim

"Bukan sejuta kalau kurang satu rupiah. Bukan sukses kalau kurang satu huruf 's'. Betul tidak? Amat janggal ketika ternyata manusia keberatan jika harus mengumpulkan satu demi satu huruf penyusun kata 'success', betapapun ia tahu kurang satu huruf 's' saja, jadinya hanya 'succes' atau 'uccess'. Padahal puncak sukses hanya bisa dicapai jika tangga demi tangga telah kita daki. Lelah memang, tapi harus tabah. Sayang banyak orang masuk gua, ia begitu ketakutan dan selalu berfikir untuk segera lari keluar! Padahal mungkin lorong gua yang dimasuki baru sedikit. Ia terburu-buru menyimpulkan semuanya gelap, nggak jelas, buntu, padahal baru 5% immersion. Malah sebagian belum masuk sama sekali. Masih nol koma nol immersion, sudah ketok palu. Nggak mungkin bisa, mustahil, kapok!

Jangan mudah putus asa! Because a long journey begins with a single step. Bukankah guru kita pernah mengajarkan pada kita, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Persis seperti kata Goethe, "Apapun yang dapat anda lakukan atau impikan, mulailah. Keberanian memiliki kejeniusan, kekuatan dan keajaiban di dalamnya." Cita-cita ini adalah mimpi anda.

Ada sebuah cerita tentang mimpi seorang bijak. Ia dikejar-kejar seekor beruang gurun. Ia lari pontang-panting sekuat tenaga sampai tersudut di tepi tebing jurang yang curam. Ia tak berkutik, tinggal satu yang bisa dilakukan, berdo'a. Di sela-sela do'anya, ia melirik sang beruang. Astaga, beruang itupun berdo'a. Dengan sedikit harapan, iapun bertanya, "Wahai, nampaknya engkau beruang yang baik. Apakah engkau sedang berdo'a?" Sambil menyeringai beruang itu berkata: "Ya, aku sedang membaca do'a mau makan!!" Ya Allah, ia mau makan saya, "Wahai beruang, akankah engkau hendak memangsa saya?" rintih orang itu. Tiba-tiba beruang itu tersenyum ramah, "Itu semua terserah kamu, bukankah mimpi ini adalah mimpimu? he he he."

Ya, cita-cita itu adalah impian anda. Jadi terserah anda, bagaimana kejadian selanjutnya, karena anda adalah master. Untuk menjalani perjalanan panjang tentunya kita butuh sebuah titik tujuan yang jelas, menarik. Jika kita telah menemukan tujuan, niscaya kita akan bangun tidur dengan penuh semangat dan kita akan kerja keras tiap saat untuk sebuah maha adikarya. Seperti layaknya Abdullah bin Rawahhah yang secepat kilat menggempur musuh di medan Badar karena telah mencium harumnya aroma surga, tempat yang dicita-citakan. Jadi rumusan misi untuk mencapai tujuan akan menjadi will power, ia adalah motivation generator kita. Orang yang nggak jelas tujuan hidupnya akan gampang putus asa, dan nggak akan mau bekerja keras, ia akan leyeh-leyeh. Ia akan gampang membiarkan waktu secara random membunuh umurnya, sesaat demi sesaat.

Satu ini juga penting, kita ternyata perlu orang lain. Karena mereka adalah sebuah konsep. Jika aktif berinteraksi dengan pihak lain, kita akan mengerti ragam perjalanan hidup banyak orang, yang sukses juga yang gagal. Tanpa orang lain, sangat mungkin kita merasa sudah mapan dalam sebuah algoritma yang membuat kejumudan alias kebodohan kita menjadi maksimum, karena tidak ada kontrol dan pembanding dari sudut pandang orang lain. Seperti katak dalam tempurung.

Kita simak orang yg sukses. Puncak sukses tiap orang ternyata bisa jadi puncak local atau global percalculus. Di posisi ini kita bisa lacak bagaimana ia bisa ke sana. Kita bisa buat peta navigasi. Darinya tergambarlah sebuah rute. Ternyata tak jarang ia menimpa hambatan dan masalah.

Rute, peta navigasi menuju sukses adalah a long process. Ia adalah proses dengan real time. Tahap demi tahapnya tak bisa dikarbit agar cepat matang. Sayangnya, tabiat para praktisi menghendaki instan, cepat dan terlihat. Sehingga segala yang lambat, gelap, uncertaintly sering disudutkan dengan stigma 'percuma' atau sia-sia. Padahal jarak antara start dan finish jelas adanya. Menemukan titik finish amatlah penting, agar kita bisa memandang ke mana hendak melangkah. Akan tetapi memandang saja tidak membuat anda bisa mencapai titik finish, jadi kita harus berjalan. Berjalan tanpa tahu arah pandang juga bisa tersesat. Anda perlu kompas sekaligus arloji, penunjuk arah dan pengelola waktu.

Lebih dari itu semua, segeralah berangkat, tempuh langkah demi langkah. Fastabiqul khairat!!

0 Komentar:

Majalah La Tansa

Komentar Terakhir

Tulisan Terakhir

  © Blogger template Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP