Kairo - Mesir, Bawwabah III, Egypt
Buletin Cakrawala adalah media unggulan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Kairo yang berfungsi sebagai sarana berkomunikasi serta wadah untuk meningkatkan skill menulis Mahasiswa Baru (Maba). Buletin yang lahir pada tahun 2003 ini dikelola oleh Maba IKPM sendiri di bawah bimbingan para senior. Semoga pada tahun ini (2008), Cakrawala bisa memenuhi target, menjadi lebih baik, dan mampu bersaing dengan media mahasiswa Indonesia lain di Kairo. Amien...!

Jadi Aktifis atau Orang Rumahan?

>> Rabu, 09 Juli 2008

Sebagaimana siklus tahunan yang lumrah terjadi dalam kehidupan Masisir saat musim panas tiba, aktifitas luar rumah menjadi pilihan para "duta bangsa" dalam menghabiskan liburan panjang ini. Seperti Sarbini, penghuni Asrama IMAM di bilangan Madrasah memilih menghabiskan hari-harinya dengan mengikuti kursus bahasa Arab gratis di distrik Makram 'Abied. Yang mengikuti kursus ini kebanyakan mahasiswa asing, khususnya dari Asia Tenggara.

"Kursusnya 4 kali seminggu, gak bayar lagi. Ttrus seminggu sekali ada tahsin bacaan Qur'an," ujarnya sambil tersenyum.

"Masak di negara Arab gak bisa bahasa Arab, kan rugi," tambah pemuda berkacamata ini.



Pendapat Sarbini diamini Ariz, mahasiswa fakultas Ushuluddin tingkat III. "Betul, bahasa Arab sangat penting sekali. Kebetulan saya juga sedang ikut program bahasa Arab di kawasan Giza, dekat Cairo University. Di sana selain dilatih kemampuan dasar bahasa asing seperti muhadatsah dan kitabah, juga ada kelas shahafah (jurnalistik). Jadi mempelajari gaya bahasa koran dan majalah."

Ada juga yang ikut jama'ah i'tikaf dari masjid ke masjid dari Kairo hingga luar daerah di seantero Negeri Piramid.

"Teman seflat saya sudah dua hari ini ikut i'tikaf. Rencananya sampai empat puluh hari baru pulang," kata Abdul Mughits, berbicara tentang teman serumahnya yang berkecimpung dalam kegiatan i'tikaf.

"Bahkan ada juga teman saya yang sampai i'tikaf ke Yordan sana," tambah lelaki berambut gondrong ini.

Tak ketinggalan, sebagian lainnya tenggelam dalam aktifitas organisasi-organisasi Masisir. Bukan rahasia lagi kalau musim panas, memang merupakan saat ketika segudang aktifitas berlangsung dalam berbagai organisasi. Dari tur ke objek-objek wisata di berbagai penjuru negeri Mesir, kursus dan pelatihan, kajian-kajian dan diskusi, hingga regenerasi kepengurusan yang akan habis masa jabatannya.

Sebut saja Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Kairo, salah satu organisasi almamater yang cukup berpengaruh di kalangan Masisir. Kalender kegiatan IKPM sudah penuh hingga akhir Juli nanti.

"Sudah menjadi program tahunan IKPM mengadakan kegiatan musim panas; awal Juli tadi ada tur Sinai, dilanjutkan kursus komputer, kejuaraan IKPM Games, hingga quick training Fiqih Amaliyah," Muhammad Wara' Kasum, ketua IKPM menjelaskan kepada Cakrawala ketika ditemui disela-sela kesibukan kursus komputer yang diadakan IKPM.
"Semua kegiatan ini intinya bertujuan untuk mengisi libur musim panas dengan sesuatu yang bermanfaat, selain itu juga mempererat tali silaturrahmi di antara kita," tukas pria asal Subang ini.

Organisasi kekeluargaan umumnya juga mulai sibuk dengan rentetan agenda Sidang Permusyawaratan Anggota (SPA) yang meliputi laporan pertanggungjawaban (LPJ) dan pemilihan ketua baru. Tak jauh berbeda, wadah afiliatif macam PCI-NU juga sedang mempersiapkan Konferensi Cabang V. Pun begitu dengan musyawarah cabang PCI Muhammadiyyah yang sedang digodok persiapannya.

Kebanyakan panitia kegiatan-kegiatan organisasi di atas diambil dari mahasiswa baru yang duduk di tingkat pertama sebagai regenerasi estafet kepengurusan organisasi.

"Akhir bulan ini memang rata-rata organisasi baik itu kekeluargaan, afiliatif atau almamater sibuk dengan LPJ dan pergantian pengurus. Kami—Gamajatim, red—memang sengaja mengambil mayoritas personalia kepanitiaan dari mahasiswa baru sebagai ajang mereka untuk saling mengenal satu sama lain. Di samping itu adalah wujud kaderisasi bagi kepengurusan yang akan datang," jelas Budi Ahda, salah satu dewan pengurus Gamajatim.

"Senang juga sih bisa aktif di kepanitiaan, jadi ada kegiatan. Tapi minggu-minggu ini saya malah kewalahan. Terlalu banyak panitia di sana-sini.
Di samping golongan "aktifis luar rumah" tidak sedikit yang hanya berdiam di flat, tidak ke mana-mana. Menurut mereka, libur memang harus santai.

"Paling seminggu tiga kali masuk kerja, selebihnya di rumah saja. Mau ikut rihlah, kondisi kantong tidak mendukung," ujar Riadh yang memiliki profesi sambilan di salah satu rumah makan Indonesia di Gamie'.

"Yang penting kan memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Tinggal di rumah juga tidak masalah. Bisa baca buku, menghafal Al-Qur'an atau browsing situs-situs di internet yang berguna buat menambah pengetahuan. Sebenarnya terlalu sibuk di organisasi juga bisa merepotkan jika tidak bisa mengatur waktu dengan bijaksana," tegas Bang Wara' memberikan jawaban yang diplomatis. cakrawala/ amum.

0 Komentar:

Majalah La Tansa

Komentar Terakhir

Tulisan Terakhir

  © Blogger template Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP