Ke Mana Setelah Libur?
>> Rabu, 19 Maret 2008
Akhir Februari merupakan hari-hari terakhir dari liburan ujian termin pertama Universitas Al Azhar. Nadi kegiatan perkuliahan yang sempat mengalami jeda kembali berdenyut. Kampus mulai ramai dikunjungi para mahasiswa untuk mendengar kuliah dari dosen atau sekedar melengkapi diktat pelajaran (muqarrar).
Rata-rata responden yang dihubungi Cakrawala memang memilih fokus kembali ke bangku kuliah. Meski ujian termin kedua masih beberapa bulan lagi, teman-teman mahasiswa baru (maba) cenderung mulai berkutat dengan muqarrar sejak jauh-jauh hari. Rupanya mereka tidak ingin kejadian seperti ujian termin pertama terulang kembali.
“Tujuan kita jauh-jauh ke sini dari Indonesia kan untuk belajar. Saya merasa bersalah kepada orang tua jika tidak hadir kuliah,” kata responden yang minta identitasnya dirahasiakan, ketika ditemui Cakrawala di bilangan Rabea el-Adawea.
Apalagi bagi mahasiswa-mahasiswa fakultas yang cukup ketat dalam hal absen dan kehadiran seperti Bahasa Arab.
“Karena mahasiswanya sedikit, presentasi kehadiran cukup penting di fakultas ini,” ujar Mardhiyah, mahasiswi fakultas Bahasa Arab.
Organisasi menjadi lahan kedua yang diminati kaum maba. Organisasi afiliatif, almamater maupun kekeluargaan memang merupakan sarana yang baik untuk belajar berorganisasi. Apalagi saat libur singkat beberapa waktu lalu, organisasi-organisai gencar melakukan gerakan pengkaderan dengan menggelar orientasi anggota baru. Otomatis, akhir-akhir ini banyak kegiatan yang melibatkan mahasiswa angkatan baru. Sebut saja PCI Nahdhatul Ulama dan PCI Muhammadiyyah, dua organisasi afiliatif yang cukup berpengaruh di blantika kehidupan organisasi Masisir.
Mudahnya kesempatan untuk bisa melakukan akses internet di Mesir juga Muhammad Burhanuddin mahasiswa tingkat I Fakultas Ushuluddin mengakui, selain aktif hadir di ruang kuliah, ia juga menjadi aktifis di dunia maya. Tak tanggung-tanggung, anak muda asal Jawa Timur ini menjadi administrator situs El Husnamy, angkatan maba PCI NU 2008 di Friendster dan Multiply.
Bagi Burhanuddin, intenet tidak hanya sebagai ajang chatting atau download belaka. Lebih dari itu, berselancar di dunia maya juga amat bermanfaat sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan potensi diri. Ini terbukti dengan keaktifan penghuni Bawabah III ini mengikuti forum dan milis diskusi. Selain itu ia juga rajin memposting artikel-artikel yang bersifat pemikiran terutama di situs multiply.
“Akses internet yang cukup murah dan mudah di sini membuat kesempatan kita jadi lebih luas untuk browsing. Kebetulan di flat kami ada jaringan wireless (nirkabel), jadi gak usah keluar biaya,” jelasnya sambil tersenyum.
Muhyiddin juga tak kalah sibuk. Sepulang kuliah, hamper setiap hari rekan satu kekeluargaan dengan Burhanuddin ini memelototi monitor komputer, menyelesaikan artikel yang rencananya akan diikutkan dalam lomba menulis PPMI 2208.
“Lumayan mas, hadiahnya gede juga,” selorohnya sambil terbahak.
Selain itu, ada juga yang menjadikan talaqqi Al Qur’an sebagai kegiatan alternatif. Selain menunjang kegiatan akademis, halaqah setoran hafalan Al Qur’an di masjid-masjid dianggap sebagai penyaluran kegiatan di jalur yang positif.
Urusan birokrasi imigrasi seperti visa dan kekonsuleran di KBRI yang cukup njelimet dan membutuhkan kesabaran tinggi juga menjadi hal yang diperhatikan maba pasca libur. Antrian panjang guna mendapatkan perpanjangan izin menetap (iqamah) di kantor imigrasi Bu'uts ternyata menjadi sasaran untuk mengisi kegiatan pasca liburan, terutama bagi maba. Tapi hal ini cukup mengejutkan bagi mahasiswa baru. Karena, seperti yang mereka ungkapkan bahwa mereka kesulitan untuk bisa beradaptasi dengan instansi yang tidak memiliki sistem mekanisme pelayanan yang baik. Belum lagi kurang rapinya administrasi dan etos kerja di negara ini acap kali merepotkan dan membikin kesal mahasiswa yang membutuhkan pelayanan keimigrasian.
Sempitnya waktu antara kedatangan mahasiswa baru dan ujian termin pertama disinyalir menjadi sebab utama yang membuat urusan imigrasi dikesampingkan setelah belajar. Menghadapi ujian. Kebanyakan maba yang terlambat datang, memang mengurus berbagai ijra’at setelah ujian selesai. Meski harus diakui, sebenarnya urusan imigrasi memiliki peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata dan harus diutamakan untuk kalangan mahasiswa wafidin.
Apapun aktifitas mahasiswa tidak ada masalah selama mendukung tujuan menuntut ilmu. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengoptimalkan berbagai kegiatan tersebut sebagai wahana pembentukan dan pengembangan diri.
Sebagaimana yang pernah ditegaskan Duta Besar Republik Indonesia dalam orientasi mahasiswa baru PPMI awal Februari lalu bahwa yang terpenting adalah menyiapkan apa yang bisa disumbangkan bagi masa depan bangsa Indonesia. Sebab kesempatan belajar di Al Azhar sangat mahal dan langka dan tidak patut untuk kita sia-siakan.cakrawala/amum
0 Komentar:
Posting Komentar