Kairo - Mesir, Bawwabah III, Egypt
Buletin Cakrawala adalah media unggulan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Kairo yang berfungsi sebagai sarana berkomunikasi serta wadah untuk meningkatkan skill menulis Mahasiswa Baru (Maba). Buletin yang lahir pada tahun 2003 ini dikelola oleh Maba IKPM sendiri di bawah bimbingan para senior. Semoga pada tahun ini (2008), Cakrawala bisa memenuhi target, menjadi lebih baik, dan mampu bersaing dengan media mahasiswa Indonesia lain di Kairo. Amien...!

Hana Hanifah, Profil

>> Rabu, 19 Maret 2008

Siang itu di kawasan Hayy Ashir, kendaraan lalu-lalang dan masyarakat sibuk dengan aktifitas masing-maisng di jalan Swessry seperti hari-hari sebelumnya. Sesekali suara klakson terdengar bersahutan. Tidak ada yang luar biasa memang. Hanya saja, kami kru Cakrawala harus bersedia menunggu seseorang yang nantinya akan kami sorot dalam rubrik profil ini.

Ya, tak lama setelah jarum panjang menunjuk ke angka sembilandari jam 2 siang itu. Kami mendapati sesosok kecil mungil berjilbab putih dan berjaket coklat dengan terengah-engah menghampiri kami.

Dia adalah Hana Hanifah. Salah seorang mahasiswi dari Fakultas Syari'ah Islamiyah di Universitas Al-Azhar lil Banat. Akhwat Nozha yang berprestasi ini akan menjadi fokus sorotan kita pada edisi ini.

Baru-baru ini nama dara kelahiran Jakarta tanggal 12 Juni 1989 ini melambung berkat gelar juara I pidato bahasa Inggris putri dalam Public Speaking Contest yang diadakan Keluarga Pelajar & Mahasiswa Jawa Barat (KPMJB) di Griya KPMJB, 23 Februari silam.

Hana mengaku tidak menyangka akan menyabet gelar juara dalam lomba tersebut. Menurutnya peserta yang lain tampil lebih baik. Persiapannya pun bisa dibilang minim.

“Untuk menghadapi lomba, saya hanya menghafal naskah yang diambil dari arsip koleksi pribadi. Tidak ada sugesti khusus sebelum lomba,” bebernya.

Apalagi ketika evaluasi dari dewan juri, dirinya mendapat kritik yang cukup keras, terutama masalah grammar dan pelafalan kalimat. Ketika namanya disebut sebagai terbaik pertama, dia tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut.

“Gak nyangka sama sekali deh…” katanya sambil tersenyum kecil. Sambil sesekali menyeruput cocktail yang kami pesankan untuknya.

Mental berpidato putri pertama dari dari 7 bersaudara ini memang sudah terasah sejak duduk di bangku santriwati KMI Gontor Putri 1 Mantingan. Tahun 2002 ketika ada lomba pidato antar rayon se-Darussalam, gelar juara pertama berhasil digondol staf kantin OPPM 2006 ini.
Menurutnya, ketenangan adalah salah satu kunci sukses berbicara di depan umum di samping persiapan materi yang matang.

“Sebelum berbicara, saya biasanya menarik nafas beberapa kali hingga perasaan tenang. Setelah kondisi mental stabil, barulah pidato dimulai. Lalu, ketika tampil saya menatap mata para hadirin yang ada di depan saya. Akhirnya rasa grogi itu hilang sendiri,” ujarnya menjelaskan resep yang biasa dipakai.

Motivasi teman kita yang satu ini mengikuti berbagai kegiatan adalah keinginan yang kuat untuk mendapat pengalaman dan pengetahuan baru.

“Kita harus punya keinginan yang kuat untuk berprestasi. Paling tidak mengambil semuanya menjadi pengalaman. Insya Allah dari segala sesuatu banyak hikmah dan manfaat yang bisa diambil,” tukasnya.

Disamping itu, dukungan orang tua juga menjadi salah satu faktor penunjang yang penting untuk melejitkan motivasi, tambahnya lagi.

Baginya pengalaman paling berkesan adalah ketika menjadi musyrifah pembimbing bagian kantin OPPM PMDG Putri Mantingan tahun 2007 silam. Ketika itu dia banyak belajar tentang tanggung jawab dan pentingnya administrasi yang rapi bagi sebuah organisasi.

Di akhir perbincangan, gadis yang murah senyum sedikit mengkritisi kondisi negara Mesir khususnya kota Kairo. Melihat kesemrawutan kota—terutama kebersihan— dan ketidakrapian administrasi yang acapkali merepotkan kehidupan masisir, Hana menyebutkan bangsa kita lebih baik dalam hal-hal tersebut diatas. Menurutnya, sudah selayaknya kita bangga sebagai bangsa Indonesia. Meski tanah air kita masih dirundung krisis multidimensi, tak menutup pintu bagi kita untuk bersyukur kepadaNya.

"Kita harus bersyukur bisa terlahir sebagai orang Indonesia, walau keadaan bangsa kita seperti itu. Kita harus bisa mengambil peluang dari hal ini". ungkapnya. cakrawala/ibnuabiihi

0 Komentar:

Majalah La Tansa

Komentar Terakhir

Tulisan Terakhir

  © Blogger template Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP