Kairo - Mesir, Bawwabah III, Egypt
Buletin Cakrawala adalah media unggulan Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) cabang Kairo yang berfungsi sebagai sarana berkomunikasi serta wadah untuk meningkatkan skill menulis Mahasiswa Baru (Maba). Buletin yang lahir pada tahun 2003 ini dikelola oleh Maba IKPM sendiri di bawah bimbingan para senior. Semoga pada tahun ini (2008), Cakrawala bisa memenuhi target, menjadi lebih baik, dan mampu bersaing dengan media mahasiswa Indonesia lain di Kairo. Amien...!

KEAJAIBAN

>> Kamis, 05 Juli 2007

Lafal ALLAH muncul kembali di Pekanbaru, Makasar


Sejak awal pemerintahan SBY sejalan dengan berbagai musibah yang terjadi di Indonesia, telah terjadi fenomena bermunculannya lafal ALLAH. Dari gelombang laut Tsunami Aceh, wedhus Gembel Gunung Merapi Yogya, Ledakan Pipa Gas Lapindo, Daging Hewan Qurban, Awan, Terong, Hewan Kucing. Kini Lafal ALLAH bermunculan kembali secara sporadis pada pohon di Pekanbaru, pada Telur di Makassar dan bahkan pada bola Bowling yang ditemukan oleh Aletona, seorang pembaca detikcom.


Pohon Berlafal 'Allah' Hebohkan Warga Pekanbaru
(Pekanbaru) Pohon bertuliskan lafal Allah dalam bahasa Arab membuat heboh. Masyarakat Pekanbaru pun berduyun-duyun menyaksikannya.

Sebatang pohon akasia yang telah kering setinggi 5 meter berdiri tegak di atas rerumputan di Jl Sembilang Indah, Kelurahan Tangkerang, Pekanbaru. Lokasi itu masih sepi dari rumah penduduk. Di situlah, pohon akasia ini menjadi tontonan warga.

Menjadi hiburan tersendiri, karena pohon ini sekilas terlihat lafal 'Allah'. Pohon itu memiliki tiga cabang utama. Masing-masing cabang masih terlihat ranting-ranting kecil. Tiga cabang ini masing-masing sebelah kiri, tengah dan kanan.

Di ketiga cabang inilah, ada kalimat Allah. Bila dilihat, bentuk cabang dan ranting pohon itu sebenarnya tidak ada kaitan dengan lalaf Allah. Melainkan kalimat Allah itu terlihat dengan jelas, karena ada rumput yang menjalar sampai ke pucuk ranting.

Rerumputan ini menjalar dari bawah batang pohon yang selanjutnya menjalar dari cabang yang satu ke cabang yang lain. Menjalarnya rumput liar inilah yang membentuk kalimat Allah.

Dan kini, pohon akasia menjadi hiburan warga di sekitarnya. Masyarakat di Pekanbaru pun menjadi heboh. Saat detikcom mendatangi lokasi, Selasa (27/3/2007), warga terlihat mengabadikan pohon kalimat Allah itu dalam HP-mereka.

Walau sinaran Matahari begitu panas, warga tidak surut untuk melihat secara dekat pohon tersebut. Mereka berdecap kagum atas rerumputan yang membentuk lafal Allah itu. "Mungkin dunia ini sudah mau kiamat ya," ujar Uni Wati (34), seorang ibu rumah tangga di lokasi itu.

Melihat antusiasnya masyarakat untuk menyaksikan pohon tersebut, Uni Wati pun, memanfaatkan untuk berjualan. Dia menggelar dagangan buah-buahan serta air mineral dalam kemasan.

Tak cuma itu saja. Pemuda setempat juga membuat lahan parkir kendaraan bagi warga yang akan melihat pohon tersebut. Kendati dipungut biaya parkir, mereka tidak mematok harganya. Sebab, biaya parkir yang mereka minta dari pengunjung dikumpulkan dalam bakul untuk sumbangan masjid.

"Masjid kami masih butuh dana untuk perbaikan. Jadi biaya parkir ini bukan untuk kami, melainkan disalurkan ke masjid," ungkap Adi Rahmad, salah seorang pengelola parkir.

LAFAL ALLAH: Sebuah pohon akasia kering rantingnya dijalari gulma atau benalu yang kemudian menyerupai lafal Allah. Keanehan tersebut mengundang banyak masyarakat datang melihat, Selasa (27/3/detik.com).



Di Sekitar Pohon Lafal 'Allah' Tercium Bau Harum
Pekanbaru - Di lokasi pohon akasia yang bertuliskan kalimat Allah dalam bahasa arab sempat tercium bau harum yang sangat menyejukkan. Sayangnya, wewangian itu kini tidak tercium lagi.

Pohon bertuliskan Allah ini, sebenarnya ditemukan warga pada Minggu akhir pekan lalu. Saat ditemukan itu, hanya warga di Jl Sembilang Indah, Tangkerang, Pekanbaru yang menyaksikannya.

"Ketika warga di daerah kami ini menyadari adanya pohon bertuliskan Allah, kami pun ramai-ramai melihatnya. Dan saat itu sangat jelas sekali di sekitar pohon ini memunculkan wewangian," kata Amri (50).

Dia menjelaskan, di hari pertama di temukannya pohon itu, setidaknya dalam sehari bau harum muncul sebanyak 5 kali. Tidak tahu pasti dari mana munculnya udara harum tersebut.

"Tapi kami yakin, wewangian yang muncul di lokasi ini, tidak terlepas dari pohon aneh ini. Kami yakin, bau harum itu masih ada kaitannya dengan kalimat Allah yang ada di pucuk pohon akasia itu," terang Amri orang yang bekerja mencari kayu di lokasi tersebut.

Warga yang lainnya juga merasakan hal yang sama. Rini, misalnya, mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) kepada detikcom, Selasa (27/3/2007) mengakui dia sempat mencium udara harum di lokasi itu. Namun dia tidak bisa menjelaskan, seperti apa bau harum yang dipancarkan dari lokasi pohon bertuliskan kalimat Allah tersebut.

"Pokoknya di lokasi ini sempat terciuam udara yang cukup harum. Dan harumnya tidak menyengat seperti parfum," terang Rini yang memakai jilbab warna merah itu.

Namun memasuki hari ketiga sejak ditemukannya pohon aneh itu, kini bau harum tidak lagi tercium. "Anehnya, setelah banyak orang yang menyaksikannya, bau wewangian itu tidak tercium lagi. Yang ada malah bau keringat orang yang hilir mudik menyaksikan pohon itu," kata Rini sembari tersenyum. (sumber: swara muslim)

0 Komentar:

Majalah La Tansa

Komentar Terakhir

Tulisan Terakhir

  © Blogger template Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP